Jumat, 02 Mei 2014

Pentingnya Komunikasi

1. Personal Life
         Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yamg menggambarkan perilaku kerjasama dan saling mendukung antar dua orang atau lebih . Dalam pengertian ini , istilah-istilah persahabatan mengambarkan suatu hubungan yang melibatkan beberapa hal. Hal tersebut antara lain bahwa sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukan kesetiaan satu sama lain. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku saling
menolong, saling memberi seperti tukar menukar nasehat saling memberi masukan dan menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang akan memperlihatkan perilaku yang bebalasan dan reflektif. Meskipun demikian bagi banyak orang persahabatan seringkali tidak lebih dari pada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan dan menyakiti mereka. Nilai yang terdapat dalam persahabatan sering kali apa yang di hasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan perlakuan yang konsisten, perlakuan tersebut antara lain: • Perlakuan memberikan apa yang terbaik bagi satu sama lain • Simpati atau empati • Kejujuran ,meskipun dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran • Saling pengertian Dalam konteks persahabatan ada 3 hal pedoman untuk memupuk kepercayaan komunikasi antar personal di dalam hubungan persahabatan, yaitu : 1. Berusaha aktif memperluas kepercayaan terhadap sesuatu yang terjadi di sekeliling kita, meskipun pada sebagian orang, hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Kepercayaan terhadap orang lain haruslah bersifat sementara, dilakukan sedikit demi sedikit dengan memberikan penjelasan mengenai apa yang kita kawatirkan “ apa yang kita terapkan dari teman kita “, serta “ apa yang ingin kita capai “. 3. Kepercayaan tidak banyak diberikan tetapi juga diperoleh. Ketika kita menjalani hubungan persahabatan, kita akan mengharapkan adanya kepecayaan terhadap sahabat kita dan juga akan memberikan kepercayaan kepadanya. Selain kepercayaan, kita juga perlu mengembangkan ras tanggung jawab dalam membina hubungan persahabatan yang baik.
2. Relationship
              Masalah komunikasi ini adalah inherent (melekat = sangat penting) terhadap kebutuhan manusia. Demikian pula halnya pada sebuah organisasi bisnis, komunikasi merupakan sumber kehidupannya. Jalur komunikasi internal yaitu komunikasi di dalam organisasi, sangat penting untuk kelancaran jalannya roda organisasi. Komunikasi internal dapat memotivasi para pegawai di dalam organisasi agar bekerja lebih efisien. Mereka memerlukan informasi yang tepat, menerima kejelasan tugas dan pengarahan dan mereka juga memerlukan kejelasan tujuan organisasi, prosedur, dan penyelesaian hal-hal yang bersifat kabur dan kontradiksi. Sedangkan komunikasi eksternal diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang lain diluar organisasi, seperti relasi, langganan, konsumen atau dengan masyarakat pada umumnya. Komunikasi eksternal ini mempunyai daya jangkau jarak jauh, yang akan membentuk goodwill (nama baik), dan membentuk imajinasi reputasi baik dihati masyarakat, melalui berbagai cara dan kegiatan, seperti promosi diberbagai media, menyebarkan pamflet dan sebagainya. Bermacam cara untuk mengadakan hubungan komunikasi antara seseorang dengan lainnya. Cara itu dalam badan usaha adalah dengan pertemuan-pertemuan, berbicara melalui telepon, mengirim surat, berbicara langsung, pemberian laporan, pemberian petunjuk, dan pemberian perintah. Kedua cara terakhir adalah cara pimpinan untuk mengadakan hubungan dengan bawahan dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya dalam merealisasi tujuan perusahaan. Komunikasi secara garis besar dibedakan atas dua macam sara yaitu komunikasi kedalam dan komunikasi keluar. Komunikasi kedalam itu sesuai dengan tujuan kepada siapa warta itu disampaikan, dibedakan pula atas dua macam yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Komunikasi vertikal berarti proses penyampaian suatu warta dari pihak pimpinan kepada pihak pegawai atau sebaliknya. Komunikasi vertikal dibedakan pula atas komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah diwujudkan oleh pimpinan dengan jalan memberi perintah atau dengan jalan pemberian petunjuk. Komunikasi ke atas diwujudkan dengan pemberian laporan-laporan oleh bawahan kepada atasan. Komunikasi horisontal bermaksud menjamin hubungan yang baik antara pimpinan yang setingkat dan diwujudkan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara berkala. Komunikasi keluar yang juga bertujuan menjamin hubungan yang baik antara pihak atasan dari perusahaan itu dengan pihak luar diwujudkan dengan telepon, berbicara langsung atau dengan pengiriman surat. Komunikasi keluar itu termasuk pada kategori eksternal function dari manager.
3. Professional Life
            Komunikasi dalam professional life sangatlah diperlukan, karena tanpa adanya komunikasi yang baik maka keprofessionalan tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
4. Cultural Life

           Komunikasi adalah aktivitas yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kegiatan ini sering berlangsung di antara individu-individu yang berlainan latar belakang dan budaya. Oleh karena itu, terdapat subbidang Ilmu Komunikasi yang khusus membahas komunikasi di antara pemilik latar belakang dan budaya berbeda, yaitu Komunikasi Antarbudaya (KAB). Untuk membantu Anda memahami definisi komunikasi antarbudaya, Young Yung Kim (1984) mengutarakan bahwa KAB menunjuk kepada suatu fenomena komunikasi ketika para pesertanya memiliki latar belakang budaya berbeda dan terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung maupun tidak. Pendapat serupa dikatakan oleh Stewart (1974), komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di dalam kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya, seperti bahasa, adat, nilai-nilai, dan kebiasaan. Dari definisi-definisi tersebut, kita bisa melihat bahwa perbedaan kebudayaan adalah faktor yang menentukan dalam proses komunikasi antarbudaya, selain kepribadian, umur, penampilan fisik, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak ahli komunikasi yang memandang KAB sebagai perluasan dari subbidang komunikasi antarmanusia lainnya (komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi, komunikasi massa). Di antara komunikasi dan budaya terdapat keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Smith (1966) menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang dipelajari dan dimiliki bersama. Untuk mempelajari dan memiliki kode atau kumpulan peraturan, dibutuhkan komunikasi. Komunikasi pun membutuhkan kode-kode dan lambang-lambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama. Proses komunikasi antarbudaya sangat dipengaruhi oleh persepsi seorang manusia mengenai lingkungan, orang, benda, dan peristiwa yang berada di sekitarnya. Bila seorang manusia telah memahami dan menghargai persepsi orang lain yang berbeda budaya, ia akan bisa melangsungkan proses komunikasi dengan lancar dan memperoleh reaksi yang diharapkan. Dalam komunikasi antarbudaya, tantangan dan hambatan komunikasi sangatlah banyak, mengingat masyarakat setiap bangsa mempunyai simbol dan bahasa verbal maupun nonverbal yang berbeda-beda. Orang-orang Eskimo, misalnya, biasa bersalaman dengan saling menggesek-gesekkan hidung. Bayangkan bila mereka melakukannya dengan orang Eropa atau Asia yang tidak mengetahui kebiasaan tersebut, tentunya bangsa Eskimo akan dianggap tidak sopan. Contoh lainnya bisa dilihat pada kebiasaan menganggukkan kepala. Di Indonesia atau di negara-negara lain seperti Amerika, anggukan kepala diartikan sebagai “iya” atau “mengerti”, sementara di Jepang, anggukan kepala diartikan sebagai “saya mendengarkan”. Di tengah peradaban modern yang memungkinkan manusia dari berbagai bangsa untuk bertemu dan berinteraksi, penting bagi kita untuk melangsungkan proses komunikasi antarbudaya yang sukses. Terlebih dahulu, tentunya kita harus memahami bermacam-macam kode dan peraturan yang berlaku di tempat asal rekan bicara supaya terhindar dari kesalahpahaman yang merugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar