Disebut juga dengan informasi kependidikan dan komunikasi
pendidikan, sebab terjadinya komunikasi memang di dunia pendidikan. Pengertian
lengkapnya memang tidak bisa dijelaskan hanya menggunakan betasan-batasan
ringkas saja, karena seperti pengertian komunikasi umumnya, tidak mungkin
dibuatkan definisinya secara ringkas, tunggal, dan tegas. Komunikasi pendidikan
pun demikian, meskipun dalam hal ini
sudah disentuhkan ke dalam bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan proses yang panjang, yang melibatkan banyak unsur seperti
pendidik, administrator pendidikan, proses, komunikasi, peserta didik,
pesan-pesan atau informasi pendidikan, dan adanya tujuan-tujuan yang dicapai
dari proses pendidikan dimaksud. Itu untuk pendidikan formal. Lantas kalau
pengertian pendidikan di dalam keluarga, di masyarakat, di pesantren, dan di
lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah lainnya, tentunya tidak seperti itu
unsur-unsurnya. Dan pengertiannya pun menjadi berbeda. Pada pelaksanaan
pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah,
tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal ini
setidaknya tampak dalam proses instruksional, yang dalam dunia pendidikan
sampai saat ini masih menduduki posisi dominan. Gambar pada halaman berikutnya
menunjukkan proses pendidikan. Di situ tampak bahwa pendidikan bukan sekadar
mengajari anak-anak supaya menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar
berkomunikasi dengan mereka yang isinya memberi nasehat supaya mereka
berperilaku baik. Namun sudah semakin kompleks, karena melibatkan banyak unsur
di dalamnya. Tidak perlu disebut seberapa penting kedudukan komunikasi dalam
pendidikan. Yang jelas proses pendidikan memang sebagian besar hanya bisa
dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan keterlibatan informasi. Artinya,
hampir tidak ada proses pendidikan yang tanpa melalui komunikasi dan informasi.
Orang menyampaikan pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk kepentingan
pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya hanya bisa
dilakukan dengan penggunaan informasi komunikatif. Masalahnya adalah pada jenis
komunikasi yang bagaimana dan informasi jenis apa yang biasa dan sering
digunakan untuk tujuan dan menggarap bidang pendidikan. Jadi dengan kata lain
adalah komunikasi yang digunakan dalam lingkungan pendidikan, atau komunikasi
pendidikan yang lebih langsung mempunyai makna menyatu dalam pendidikan.
Pengertian umumnya adalah proses komunikasi yang dirancang atau dipersiapkan
secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian pesan-pesan atau informasi
pendidikan. Berbeda dengan komunikasi untuk hal-hal yang lainnya, komunikasi
pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk merubah perilaku sasaran ke
arah yang lebih berkualitas, ke arah positif. Komunikasi pendidikan mempunyai
tanggung jawab untuk itu, karena memang harus bisa dipertanggung jawabkan pada
akhir dari suatu proses yang dilaksanakannya, yakni melalui suatu evaluasi
hasil pendidikan. Jika hasil dari evaluasinya menunjukkan nilai yang jelek, itu
bukan semata-mata kekurangberhasilan peserta pendidikan dalam mengikuti proses
komunikasi pendidikan, melainkan juga menunjukkan kegagalan komunikasi
pendidikan yang disampaikan oleh komunikator pendidikan di lapangan. Kalau
siswa bodoh, bukan semata-mata siswanya yang tidak pandai, melainkan gurunya
yang tidak berhasil menyampaikan pesan-pesan pendidikan melalui penggunaan
proses komunikasi yang tepat. Dengan kata lain informasi pendidikan yang
disampaikannya tidak komunikatif, atau mungkin juga karena yang disampaikan
atau dikomunikasikannya bukan informasi pendidikan. Hal ini demikian, sebab,
bisa saja misalnya sang guru dalam menyajikan materi pendidikannya terlalu
tinggi tingkat penalarannya, mungkin juga tidak runtut penyampaiannya, salah
menggunakan metode komunikasi, salah memilih strategi, kurang cocok menggunakan
media komunikasi, dsb. Banyak kemungkinan mengapa pendidikan tidak berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar