SENSOR
SUHU MENGGUNAKAN THERMISTOT
Thermistor
merupakan salah satu sensor suhu yang sangat mudah untuk digunakan,
karakteristik dari thermistor ini ialah thermistor akan berubah resistansinya /
tahanannya ketika terjadi perubahan suhu disekitarnya. Dengan karakteristik
seperti itu, dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan dalam merancang suatu
sensor sederhana, kita dapat merancang dan membuat rangkaian pendeteksi
suhu maupun pengendali suhu ruangan.
Gambar thermistor.
Rangkaian sensor suhu dengan
Thermistor
Penjelasan
rangkaian sensor suhu
Ketika
thermistor mendeteksi kenaikan suhu maka resistansi thermistor akan mengecil
dan ketika resistansi thermistor lebih kecil dari resistansi variabel resistor
sebagai pembagi tegangannya maka akan ada arus yang mengalir ke
basis transistor, ketika itu juga relay akan aktif dan led merah [ sebagai
indikator panas akan aktif] sebaliknya jika suhu yang dideteksi thermistor
kecil maka resistansi pada thermistor akan menjadi besar, dan ketika resistansi
thermistor lebih besar dari pembagi tegangannya dalam rangkaian kali ini
variabel resistor maka tidak akan ada arus yang mengalir ke
basis transistor, relay tidak aktif dan led hijau [ sebagai indikator suhu
tidak panas aktif ].
Rangkaian sensor suhu ketika
panas
Rangkaian sensor suhu ketika
tidak panas
Cara kerja
rangkaian:
Saat temperatur masih dingin
hambatan thermistor sangat besar dibandingkan dengan R2, sehingga transistor
dalam kondisi menghantar, lalu rele kontak (terhubung) sehingga heater
(pemanas) menghasilkan panas. Akan tetapi, ketika ruangan menjadi panas,
thermistor juga ikut panas sehingga hambatannya turun. Hambatan paralel
thermistor dengan R2 menjadi kecil, sehingga tegangan bias Tr juga kecil,
mengakibatkan Tr dalam kondisi cut off, rele tidak kontak dan heater tidak
bekerja. Akibatnya, suhu ruangan turun. Demikian seterusnya proses akan
berulang dari awal dan suhu ruangan menjadi konstan.
ANALISA
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Untuk mengontrol suhu ruangan agar
tidak dingin menggunakan heater seperti pada rangkaian Gambar A (Pengendali
suhu ruangan sederhana). Pada rangkaian tersebut terdapat 2 resistor, satu
thermistor dan satu lagi variable resistor (R2) sebagai pembagi tegangannya.
Dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan maka pada saat thermistor
mendeteksi peningkatan suhu, Thermistor akan ikut panas dan resistansi
thermistor akan menjadi kecil. Antara kedua resistor terdapat perbedaan nilai
tahanan yang menyebabkan adanya beda potensial sehingga muncul tegangan.
Resistansi/tahanan paralel thermistor dengan variable resistornya (R2) juga
menjadi kecil sehingga tegangan bias ke Transistor ikut menjadi kecil,
mengakibatkan transistor dalam kondisi cut off, relay tidak terhubung sehingga
Heater tidak bekerja. Akibatnya, suhu ruangan turun. Dan begitu sebaliknya.
Proses akan berulang dan suhu ruangan akan menjadi konstan.
Jadi, tujuan mengubah tahanan menjadi tegangan adalah agar dapat
mengendalikan/meneruskan tegangan tsb ke transistor supaya relay dapat
beroperasi (terhubung/tidak), yang kemudian ikut mengoperasikan
(bekerja/tidak)nya pengontrol suhu tersebut.
kenapa ga ada angka di setiap komponenya ..kaya resnya brp? npn jenis apa?
BalasHapus